Inilah Hasil Reuni 212 pada 2 Desember 2025, Diusulkan jadi Hari Libur Nasional!
--
Di antara mereka adalah Gubernur Jakarta Pramono Anung, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i, Sekretaris Daerah Jakarta Uus Kuswanto, serta ulama seperti Buya KH Qurtubi Jaelani dan Rizieq Shihab. Presiden Indonesia Prabowo Subianto tidak hadir, meskipun telah menerima undangan.
Para tokoh tersebut juga naik ke panggung sebelum acara utama dimulai, yang diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya. Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i juga memberikan pidato.
Baca juga: Ipsos iSay Aman atau Penipuan? Ini Fakta Keamanan dan Analisis Lengkap untuk Pengguna Baru 2025
Dalam pidatonya, Syafi'i menekankan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam). Ia juga menyerukan agar umat Islam tetap bersatu melawan upaya-upaya yang mencoba memecah belah mereka.
Dalam hal ini, PBB telah menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamofobia pada tahun 2022.
“Tidak boleh ada kebencian kepada agama, tidak boleh melabelkan kekerasan terhadap agama tertentu,” kata Syafi'i di panggung utama 212 Grand Reunion.
Sementara itu, Pramono Anung meninggalkan lokasi acara setelah pukul 21.30. Pramono meninggalkan acara tersebut disertai dengan nyanyian lagu “Aksi Bela Islam” yang dinyanyikan oleh massa di Monas.
Pada acara yang sama, Presiden Front Persaudaraan Islam, yang mewakili panitia penyelenggara, Muhammad bin Husein Alatas, memberikan pidato. Muhammad bin Husein Alatas mengucapkan terima kasih atas acara 212 Grand Reunion dan berharap acara serupa akan terus diadakan setiap tahun.
Baca juga: Dokumen SIUP Sudah Tidak Berlaku? Gunakan NIB Cukup untuk Urus Bisnis!
“Ini menjadi spirit untuk terus 212 agar diadakan setiap tahunnya, setuju atau tidak?” katanya di atas panggung.
